Pada pertemuan terakhir dari perkuliahan Kapita Selekta, diadakan seminar internasional yang bertemakan "National Character Building and Sustainable Development" yang artinya "Membangun Karakter Nasional dan Perkembangan yang berkesinambungan". Pada Kesempatan kali ini Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara selaku tuan rumah dalam seminar ini bekerjasama dengan UPF (Universal Peace Federation) dan ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) bersama-sama menyelenggarakan acara ini dengan dukungan dari para pembicara yang kompeten di bidang tersebut. Seminar ini berusaha memberikan contoh dan cara yang tepat dalam membangun sebuah karakter bangsa. Dengan begitu proses pengembangan karakter para generasi muda dapat berjalan dengan baik. selain itu juga untuk memastikan terciptanya kedamaian, dan kesejahteraan bagi seluruh anggota masyarakat.
Seminar ini dibuka oleh Dekan Fikom Untar, dr. Eko Harry Susanto, M.Si, kemudian yaitu Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA selaku menteri pendidikan dan keagamaan, Memulai seminar internasional ini dengan bahasan mengenai "Good Character : Educated and Performances." Fokus utama dari pembahasan beliau adalah keseimbangan antara pekerjaan, pendidikan, tanggung jawab dan rasa hormat akan membentuk sebuah karakter yang baik. Melalui pendidikan, maka diharapkan karakter baik seseorang dapat ditanamkan sejak dini, seperti etika dan nilai-nilai kehidupan. Nilai etika berupa kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, kehormatan untuk diri sendiri dan orang lain, sedangkan nilai hidup berupa ketekunan, usaha yang baik, dan berpikir kritis. Harapan masa depan untuk menghasilakn generasi baru yang cerdas dan kompetitif, melalui peningkatan kecerdasan terutama perbaikan dalam bidang pendidikan menjadi fokus pembangunan pendidikan pada periode 2010-2014 ini.
-If Wealth is Lost, Nothing is Lost. If Health is Lost, Something is Lost.
But, If Character is Lost, EVERYTHING is Lost.-
Kemudian dilanjutkan oleh Mrs. Mee Young Choi (UNESCO). Beliau membahas mengenai sebuah pembelajaran yang menghasilkan perubahan “Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Ada 4 hal yang ditekankan dan menjadi pilar dalam pendidikan, yaitu :
1. Learning to know (belajar untuk tahu)
2. Learning to be (belajar untuk menjadi)
3. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
4. Learning to do and to transform oneself and society (belajar untuk melakukan dan mengubah diri sendiri dan masyarakat)
Keempat hal tersebut yang menjadi tolak ukur dalam sebuah pendidikan berperan penting dalam proses pembangunan karakter sebuah bangsa. Pendidikan menjadi sebuah faktor penting dalam membentuk karakter seseorang, walaupun memang ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut.
Pembicara ketiga ialah Mrs.Ursula McLackland dari Universal Peace Federation. Topik yang dibahas mengenai “Pendidikan Karakter Sebagai Pondasi untuk Kepemimpinan yang Baik, Komunikasi, dan Pembangunan Bangsa”. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang baik berasal dari keluarga inti yang baik, lingkungan tempat mereka tinggal, serta kedewasaan yang dimiliki seseorang. Mengapa hal tersebut menjadi penting? Karena, keluarga dan lingkungan merupakan hal-hal yang dekat dengan kehidupan seseorang, terutama keluarga karena didalam sebuah keluarga, seseorang belajar untuk meniru perilaku seseorang. Menjadikan seseorang sebagai panutan dalam bersikap. Hal tersebut membuktikan bahwa karakter yang baik tidak hanya dapat terbentuk dari pendidikan formal saja.
Dalam prosesnya, mendidik seseorang harus menggunakan :
· Head (kepala) : untuk mengetahui mana yang baik.
· Heart (hati) : untuk peduli terhadap apa yang baik.
· Hand (tangan) : untuk melakukan apa yang baik.
Ada beberapa hal yang cukup mempengaruhi perubahan karakter seseorang, yaitu alkohol dan obat-obatan dan pengaruh perkembangan media yang semakin pesat. Selain itu didalam lingkungan keluarga ada dua hal yang dapat menyebabkan karakter seseorang berubah yaitu perceraian serta seks di luar nikah .
Sesi kedua dimulai dengan, Mrs. Multamia RMT Lauder mengenai Model Pengembangan Kepribadian Terintegrasi. Beliau merupakan salah seorang pengajar di Universitas Indonesia. Dalam pembahasan kali ini, kita diberitahu mengenai metode pengembangan kepribadian terintegrasi. Apa saja konten didalamnya dan bagaimana nantinya metode tersebut dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
· Diawal, mahasiswa baru mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian terintegrasi ‘soft skills’
· Ditengah, mahasiswa kuliah deprogram studi masing-masing
· Di akhir, mahasiswa mengikuti kuliah kerja nyata (K2N) di pulau-pulau terluar /terpencil untuk menerapkan ilmu dan kemampuan ‘soft skills’
Setelah melewati ketiga tahapan tersebut diharapkan mahasiswa yang mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian secara terintegrasi dapat menjadi lebih :
· Lebih aktif
· Lebih mandiri
· Lebih mampu mencari solusi
· Lebih kooperatif
· Lebih berprestasi
· (jumlah lulusan yang mendapatkan predikat cum laude cenderung meningkat dari tahun ke tahun).
Tujuan atau sasaran awal dari metode tersebut ialah untuk meningkatkan Kecakapan belajar (learning skills), kemampuan berpikir (thinking skills), cara menyelesaikan masalah (problem solving skills), bagaimana bekerja sama dalam berkelompok (teamwork skills), kemampuan komunikasi (communication skills), serta kemampuan dalam bidang teknologi informasi (IT and search skills). Diharapkan dengan melaksanakan metode tersebut seorang mahasiswa dapat memiliki bekal yang cukup dan dapat mengembangkan kepribadian mereka menjadi lebih baik.
Pembicara selanjutnya adalah Mrs. Suzy S. Azeharie mengenai Pentingnya Konstruksi dari Kepemimpinan Melalui Perspektif Gender. Beliau merupakan dosen tetap di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara. Peter F Drucker mengatakan bahwa tidak ada Negara baik atau Negara buruk, hanya ada pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk. Menurut beliau, jika mendengar kata Kepemimpinan, maka akan jarang sekali seseorang yang mengaitkan hal tersebut dengan seorang wanita. Biasanya kata ini akan merujuk kepada seorang pria.
Seorang wanita biasanya jarang menerima posisi yang penting dalam perusahaan. Jadi sebenarnya jika kita berbicara mengenai kepimpinan maka kita akan bicara mengenai seorang pria, walaupun sebenarnya ada pemimpin-pemimpin wanita namun keberadaan mereka terkesan tidak dianggap. Wanita dianggap sebagai seorang yang merepresentasikan seorang pekerja rumah tangga yang harus melayani suami. Jadi masih terdapat diskriminasi dalam kepemimpinan. Hal ini mungkin terjadi karena Negara yang masih bersikap patriatik, sehingga terkesan kaku dalam membagi public dan domestic dan yang dirugikan adalah seorang wanita.
- A Leader Means Someone Who Lead –
Mr. David McLackland menjadi pembicara terakhir dalam kesempatan kali ini. Beliau merupakan pembicara dari Universal Peace Federation. Topik yang diangkat mengenai Inisiatif Pendidikan Karakter. Jadi bagaimana pendidikan karakter itu dimulai sedini mungkin dan dimulai dari lingkung yang terkecil yanitu keluarga.
Pendidikan karakter menurut FW Foerster (1869-1966) bertujuan untuk mengembangkan karakter seseorang melalui metode belajar dan pembelajaran yang diharapkan mampu menata pola pikir dan cara pandang serta sikap dalam pergaulan dan kehidupan. Karakter yang baik akan terbentuk seiring dengan pembelajaran yang telah mereka terima.
KESIMPULAN
Karakter yang baik terbentuk dari banyak aspek. Dari semua aspek yang ada keluargalah yang menjadi aspek utama dalam pembentukan karakter yang baik. Selain keluarga, lingkungan tempat kita tinggal serta pendidikan seseorang turut juga membentuk karakter diri orang tersebut.
Dari semua bahasan yang ada, saya menganggap bahwa karakter diri menjadi sangat penting dalam proses pembangunan sebuah negara. Melalui seminar ini, universitas sebagai sebuah institusi pendidikan dapat menjadi tempat dimana setiap mahasiswa didalamnya mengembangkan kepribadian mereka, mejadi seseorang yang lebih cerdas dan kritis dalam setiap hal, memiliki integritas serta kompetensi yang tinggi juga memiliki jiwa untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan. Jika semuanya terwujud proses pembangunan sebuah bangsa yang baik juga dapat ikut terlaksana.
Oleh karena itu, sebagai generasi muda, kita harus turut andil dalam membangun bangsa kita, bentuklah karakter yang baik untuk bangsa kita dan itu kita mulai dengan membentuk karakter yang baik dari diri kita sendiri. Karena tanpa kita sadari sebenarnya karakter dan kepribadian kita turut menjadi faktor penting dalam pembangunan bangsa. Mulailah untuk menjadi generasi muda yang cerdas, kritis serta mampu menciptakan inovasi-inovasi untuk membangun bangsa kita ini.
SUMBER
· Ringkasan dari Seminar Internasional
· Gambar dari www.google.com